Senin, 15 Desember 2008

Dilema Besar


Menurutku, status pernikahan adalah dilema besar dalam kehidupan ini. Jika menikah kita harus bersiap untuk membagi kehidupan dengan orang lain (laki-laki). Berbagi tempat tidur, berbagi waktu, berbagi pikiran, berbagi uang, berbagi kesedihan dan kesenangan. Serta hal-hal lain yang bersifat dapat dibagi (entah adil atau tidak).

Aku sangat ingin menikah..
Bisa hidup bersama Hendi dan berbagi kepercayaan dengan dia. Meskipun aku tahu Hendi sangat jauh dari sempurna (so do i) dan terkadang dia sangat norak, tapi keinginan dalam hati untuk bersama dia sangatlah besar.

Banyak sudah aral dan rintangan yang kita lewati bersama baik saat kita dekat ataupun jauh. Meskipun cobaan2 saat pacaran itu hanya sepersekian persen dari kesulitan yang mungkin datang setelah kita menikah.

Apakah aku merasa takut?
Tentu saja. Gila aja gitu ngga merasa takut dengan kesulitan… Kita ngga pernah tahu umur kita sampai berapa? Meninggal dengan cara apa? Jadi mengapa harus takut untuk menikah (padahal tiap malem ngga bisa tidur mikirin ginian).

Tahun 2009 mungkin akan menjadi tahun kami untuk menikah. Semoga saja banyak berkah di balik “ramalan-ramalan” kesulitan yang terlebih dulu menyeruak. Semoga saja ya Allah..

Tapi, dibalik semua harapan itu, aku menyimpan banyak ketakutan. Gimana kalau setelah menikah aku ngga bisa kerja? Atau yang lebih parah gimana kalau ada apa-apa dengan Hendi. Dengan pekerjaannya dengan segala sesuatunya? Jujur aja, ramalan badai krisis 2009 bikin hati ngga tenang euy. Hendi kan kerja di Adira, salah satu perusahaan leasing yang cukup terkenal dan bonafid. Tapi akhir-akhir ini dia sering cerita kalau beberapa temannya akan di phk.

Yah, begitulah perusahaan berusaha mencari-cari alasan agar bisa mengurangi jumlah karyawannya. Entah dicari-cari lah kesalahan dari karyawan. Hendi kerja sebagai CMO bagian surveyor. Entahlah, bagiannya itu tinggi target, ujung tombak perusahaan dan rentan dicari-cari kesalahannya. Aku takut banget, ramalan ekonomi bilang tahun 2009 terjadi penurunan kredit mobil sebanyak 30 %. Besar sekali penurunannya bukan?

Aduh, makin tegang and bikin sakit perut kalau inget tahun depan. Gimana yah?
satu-satunya hal yang bikin gue tenang adalah mengingat Allah. Hufh, bukannya sok religius tapi itu obat mujarab banget. Yah, sholat aja gitu tiap lagi sedih, senang, atau banyak harapan. At least, aku tidak membiarkan diri menjadi musyrik dengan terlalu memikirkan ramalan tahun depan, bulan depan, atau hari-hari ke depan.

Just keep on rolling with the time…struggling with the life
cos' no guts no glory

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Yah, sholat aja gitu tiap lagi sedih, senang, atau banyak harapan. At least, aku tidak membiarkan diri menjadi musyrik dengan terlalu memikirkan ramalan tahun depan, bulan depan, atau hari-hari ke depan.

kalo blom sempet sholat, coba istighfar aja mbak. katanya sih (eprnah baca dimanaa gt), istighfar itu insyaallah bisa mendatangkan pertolongan Allah.